Ali Wahyudin
Seorang yang sedang belajar menulis ini juga senang dengan hal-hal yang berhubungan dengan istri, keuangan, desain grafis, fotografi dan videografi.

Seberapa Penting Makan Nasi ?

Saya memang lahir sebagai seorang yang sangat gemar makan nasi, selain karena ayah ibu adalah seorang petani, dimana keluarga saya selalu cukup untuk kebutuhan makan sehari hari tapi bagi saya nasi seperti sudah mendarah daging. Bukan hanya saya, mungkin juga jutaan orang di seluruh dunia. Bahkan sebagian orang diseluruh dunia menjadikan nasi sebagai makanan pokok. Kalo di indonesia (mungkin tidak termasuk Indonesia Timur.) ada jargon terkenal Kalo belum makan nasi ya belum makan“, seolah olah ketika seseorang makan makanan selain nasi itu belum termasuk makan.

4 Sehat 5 Sempurna

Khusus di Indonesia, Nasi adalah salah satu dari Pola makan yang disarankan pemerintah yaitu 4 Sehat 5 Sempurna. Btw, salah satu isi dari 4 Sehat 5 sempurna adalah karbohidrat, yang mana menurut website alodokter.com :

Dalam satu porsi nasi putih seukuran mangkok (180 gram), setidaknya terkandung 50 gram karbohidrat. Meski kadarnya tinggi, karbohidrat dalam nasi putih lebih banyak terdiri dari gula dan pati, ketimbang serat.

Masih menurut alodokter, Selain karbohidrat, nutirisi lain yang terkandung dalam nasi putih antara lain vitamin B1, B2, B3, B6, protein, zat besi, fosfor, selenium, mangan, dan magnesium.

Program Pemerintah

Skip disitu. Sedikit informasi, bahwa pada Bulan Mei 2015 pemerintah indonesia melalui Presiden Joko Widodo mempunyai program membuka 1,2 juta hektar lahan sawah baru di Merauke, Papua. Lahan sawah ini dibuka dengan menggunakan lahan gambut atau “lahan sisa sisa tumbuhan yang membusuk alias sisa penebangan hutan.” Pembukaan lahan sawah di merauke bukan tanpa alasan, pemerintah indonesia mencanangkan papua sebagai lumbung pangan (beras) dan energi untuk di ekspor.

BACA JUGA  Kenapa Negara Punya Utang?

Program ini sebenarnya bukan yang pertama, pada awalnya program ini dijalankan di masa pemerintahan Presiden Suharto dengan tujuan mengatasi masalah ketahanan pangan yang dinamai dengan Revolusi Hijau. Melalui Revolusi Hijau ini, indonesia berhasil melakukan swasembada beras di masa pemerintahan Pak Harto. Namun, Revolusi Hijau ini berakhir ketika indonesia diterjang krisis moneter dan lengsernya Pak Harto dari jabatan Presiden RI di tahun 1998.

Selanjutnya, program serupa dijalankan kembali oleh Presiden SBY dengan nama MIRE (Merauke Integrated Rice Estate) dengan tujuan yang sama yaitu Ketahanan Pangan. Kemudian di tahun 2008 MIRE berganti nama menjadi MIFEE (Merauke Integrated Food and Energy Estate) yang mana program ini juga dilanjutkan pada masa pemerintahan Presiden Jokowi yang sudah saya tuliskan diatas. (ngga tau ditahun 2020 ini masih jalan atau ngga programnya).

Pendapat Saya

Saya tidak akan mengomentari tentang rencana besar Pak Jokowi tersebut.  Tapi saya akan melihat dari sudut pandang lain.
Berbeda dengan masyarakat di pulau jawa dan sekitarnya, bahwa mayoritas masyarakat di papua itu mengkonsumsi Sagu sebagai makanan pokok mereka. Menurut saya, kearifan lokal yang sangat kaya ini harus dilestarikan bukan dihilangkan dengan membuat lahan sawah baru. Ini kehidupan alami yang perlu kita jaga bersama.

Dan ada kemungkinan masyarakat papua tidak bisa mengelola sawah seperti orang di pulau jawa pada umumnya, karena dari nenek moyang mereka sudah memakan sagu dari generasi ke generasi. Pada kenyataannya, melihat video dokumenter yang dibuat oleh Watchdoc di bulan Agustus 2015 memperlihatkan bahwa orang orang yang mengelola sawah di merauke adalah transmigran dari pulau jawa.

Sebelum melihat videonya, saya akan memberikan informasi nilai gizi dari Sagu yang mungkin kalian belum banyak yang tahu.

Dalam 100 gram sagu kering, terdapat 94 gram karbohidrat, 0,2 gram protein, 0,5 gram serat, 10 mg kalsium, dan 1,2 mg zat besi. Kalori yang dihasilkan 100 gram sagu adalah sebanyak 355 kalori. Meski mengandung lemak, karoten, dan asam askorbat, namun jumlahnya sangat sedikit sehingga sering kali diabaikan. – dikutip dari website alodokter.com.

Nah sebagai referensi, berikut video dokumenter yang dibuat oleh Watchdoc :

 

Gimana videonya ? sangat bagus dan menginsipirasi bukan! lewat video tersebut. Kita yang tinggal di luar papua bisa melihat bagaimana kondisi real di tanah papua.

Balik ke topik awal, menurut lidahku nasi sangatlah enak apalagi ada kandungan gizi yang memang memenuhi kebutuhan tubuh. Dan ditambah lauk pauk seperti Jangan Gandul dan Gesek Kranjang favorit ku wahhhhhhhh.

Kesimpulan

Terlepas apakah nasi itu penting atau tidak untuk makanan pokok orang indonesia, kita harus melihat bahwa di beberapa daerah khususnya di indonesia timur, masih menjadikan sagu sebagai makanan pokok. Sehingga sudah seharusnya kita menjaga kelestarian budaya kearifan lokal tersebut supaya tidak punah. Jadi nasi dan sagu sama sama penting sesuai dengan kebutuhan masing masing masyarakat di indonesia tanpa harus menyamaratakan.

Saran dan kritik bisa kalian sampaikan di kolom komentar.

 

Catatan Kaki :

https://dema.faperta.ugm.ac.id/2016/05/28/mengkaji-keberadaan-mifee/

Share

aliwahyudin

Seorang yang sedang belajar menulis ini juga senang dengan hal-hal yang berhubungan dengan keuangan, fotografi dan videografi. Seorang yang memiliki quotes andalan, yaitu "Di Indonesia yang paling pasti adalah ketidakpastian." yuk mutualan di instagram @aliwahyudin.

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *